Waldjinah

Waldjinah

Basic Info

Dilahirkan tanggal 7 November 1945 dari keluarga sederhana yang tidak memiliki darah seni, tidak menghalangi seorang Waldjinah untuk menjadi Ratu Keroncong dan Pop jawa. Ketertarikannya menyanyi berawal sejak ia mendengar alunan lagu Jawa klasik dari pabrik batik dimana ayahnya bekerja. Suatu ketika, Munadi, kakaknya yang kebetulan beristrikan seorang penyanyi mendengar Waldjinah dengan luwes menyenandungkan lagu baru yang sedang dipelajari istrinya, padahal istrinya saja belum bisa. Mulailah Munadi mengajarkan Waldjinah menyanyi dan mempelajari lagu-lagu Keroncong. Di usia 12 tahun, Waldjinah sebagai peserta termuda, berhasil menjadi juara Festival Ratu Kembang Kacang yang diadakan RRI Surakarta di tahun 1958. Sejak itulah ia mendapatkan julukan Ratu Kembang Kacang.

Sesudah itu banyak lagi penghargaan yang diperolehnya, antara lain yang paling berkesan adalah di saat hamil tua, ia menjadi Bintang Radio tingkat Nasional untuk kategori Keroncong pada tahun 1965, dimana Presiden Soekarno yang memberikan piala sekaligus nama Bintang untuk anak yang sedang dikandungnya. Dengan suaranya yang melengking namun jernih, Waldjinah sudah menghasilkan lebih dari 200 album dan 1.700 lagu, banyak diantaranya diiringi oleh OK Bintang Surakarta yang dipimpinnya sendiri. Rekaman pertamanya adalah duet dengan Gesang, lagu yang melambungkan namanya antara lain Walang Kekek.
Ia bisa menyanyi apa saja, namun paling senang dengan Keroncong, karena ia merasa cengkoknya paling pas di keroncong dan bisa lebih bebas daripada nembang macapatan. Walaupun sempat dilarang ibunya menyanyi, ternyata Waldjinah membuktikan dengan keroncong ia sudah membawa nama Indonesia ke Singapura, Malaysia, Jepang, Suriname, China bahkan ke Yunani. Ia pun kerap berkolaborasi, bukan hanya dengan penyanyi keroncong seperti Mus Mulyadi, namun juga dengan penyanyi pop Chrisye.

Kecintaannya pada Keroncong pula yang membuat ia aktif dalam HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia) dan menyiapkan regenerasi keroncong dengan membuka sekolah Keroncong gratis di garasi rumahnya. Sampai di usianya yang menjelang senja, Waldjinah tetap cantik dan memelihara suaranya dengan hidup relaks, puasa dan minum perasan kencur, jahe & madu sebelum menyanyi.